Monday 21 January 2013

apa sih LGBT?

LGBT tidak terlepas dari hubungan seksualitas dan merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Beberapa orang mungkin masih awam dengan istilah ini, namun kaum LGBT bisa dikatakan ada hampir disetiap daerah/kota, terutama kota-kota besar di Indonesia.

Di Indonesia sendiri tentu kehidupan kaum LGBT sangat berbeda perlakuannya dibandingkan dengan negara-negara lain yang sudah mengakui keberadaan kaum ini, seperti sebut saja Maine dan Maryland (Negara Bagian AS) yang bahkan sudah menyetujui akan pengadaannya pernikahan kaum Gay di negara tersebut. Perjuangan kaum ini untuk diakui di negara seperti Indonesia, yang masih menjunjung tinggi budaya ketimuran tentu harus lebih keras lagi dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Dan kita menyadari mengangkat topik kaum LGBT sangat sensitif di Indonesia, hampir sama halnya dengan tindakan aborsi maupun pernikahan dini yang terjadi di masyarakat kita.

Beberapa masyarakat mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang atau bahkan kelompok yang bisa menjadi pelaku penyimpangan seksual, dengan kata lain menjadi seorang LGBT.
Dalam pandangan psikologi banyak faktor yang dapat menjadikan seseorang yang membuatnya menjadi penyuka sesama jenis, diantaranya adalah :

1. Faktor Keluarga
Keadaan keluarga sangat berpengaruh dalam proses kepribadian manusia. Dalam hal ini psikolog memberikan contoh, untuk homoseksual contohnya adalah adanya peran dominan Ibu atau kaum perempuan dalam keluarga. Ini berpengaruh terhadap proses pembenetukan kepribadian-mental anak, termasuk orientasi seksualnya. Adanya disfungsi antara orangtua dan anak dapat diindikasikan sebagai suatu faktor dengan adanya disorientasi seksual tersebut.

2. Peran gender yang bisa mengakibatkan kebingungan seksual
Hal ini bisa terjadi dengan disadari maupun tidak disadari, contohnya adalah orangtua yang menginginkan seorang anak laki-laki dan kenyataannya mendapatkan seorang anak perempuan. Maka mereka memperlakukan sang anak sebagai/berperan anak laki-laki, seperti pada pakaian, mainan, dsb.Sehingga hal tersebut menjadikan sang anak dalam keremajaannya menjadi penyuka sesama jenis.

3. Adanya trauma akan pengalaman yang dialami
Beberapa kaum lesbian ketika diwawancarai alasan menjadi penyuka sesama perempuan mengakui pernah mengalami kekerasan/pelecehan seksual oleh lawan jenis yang mengakibatkan mereka trauma. Selain itu, "sakit hati" dan atau gagal dalam menjalani hubungan dengan lawan jenis yang juga mengakibatkan trauma juga menjadi alasan beberapa orang yang kemudian menjadi LGBT.

Manusia pada dasarnya ingin hidup dengan normal baik secara kondisi fisik, psikis, maupun sosial dan termasuk kaum LGBT. Baiknya adalah kita berpikir dan bertindak dalam menghadapi fenomena ini dengan tidak mengabaikan atau mengucilkan mereka.

Jika mereka ingin hidup secara normal dan sehat baiklah kita sebagai remaja atau masyarakat dapat membantu mereka bukan menyalahkan atau menyudutkan mereka.

Selain itu perlu kita ketahui yakni kenyataannya adalah bahkan para psikolog banyak menemui di lapangan bahwa adanya dari kaum LGBT yang dapat menjalani hidup dengan normal dan bahagia.


:)




1 comment: