Monday 21 January 2013

Perjuangan Kaum LGBT-Indonesia

PERJUANGAN KAUM LGBT terjadi di hampir semua negara, termasuk Indonesia. Kadar perjuangan mereka untuk mendapatkan pengakuan, hak maupun kebebasan seperti orang (normal) lain berbeda-beda di setiap negara dan sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial negara tersebut. 

Berhubungan dengan Hak Asasi Manusia yang harus diperoleh setiap warga negara, baik warga minoritas maupun bukan tentu hal ini patut dan layak diperjuangkan dan mendapat perhatian dari pemerintah. Bagaimanapun mereka adalah manusia yang layak mendapatkan hak sebagai manusia, seperti hak sipil, hak politik, hak ekonomi, maupun hak budaya seperti yang diratifikasti dalam Kovenen Internasional.

Di Indonesia sendiri kaum LGBT berada pada situasi terbatas dan tidak dibicarakan secara terbuka. Perlindungan terhadap kamu Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender tidak ada dalam undang-undang di Indonesia. Ini tentu berkaitan dengan keadaan-sosial masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi budaya ketimuran dan ideologi bangsa yakni Pancasila. Kedudukan norma agama dan susila yang mengharamkan hubungan sesama jenis tentu sangat berpengaruh terhadap keberadaan LGBT dalam masyarakat.

Selain itu Indonesia sebagai negara Muslim terbesar didunia, yang berarti pula sisi keagamaan di Indonesia bisa dikatakan penting tentu membuat perjuangan kaum LGBT Indonesia lebih berat jika dibandingkan dengan kaum LGBT yang berada di negara liberal.

Adanya ancaman dan peyerangan yang dilakukan oleh kaum tertentu, seperti kaum reaksioner dan fundamentalis terhadap bentuk perjuangan identitas bagi kaum homoseksual tentu juga menjadi bagian dari proses perjuangan LGBT di Indonesia.
Contohnya dapat kita ketahui dengan adanya penyerangan kaum Islam fanatik dalam pertemuan anti-AIDS di Solo.

Adanya pemahaman/stigma yang seolah mengilangkan sisi kemanusiaan dan berfokus pada satu sisi, yakni agama dijadikan alasan untuk mendiskriminasi kaum LGBT.
Sebenarnya jika kita menelaah fenomena LGBT dari sisi kemanusiaan, kaum LGBT adalah sama seperti manusia lainnya yang ingin memperbaiki kehidupannya dan perjuangan mereka layak untuk kita pahami.

Memang dalam pandangan agama tentu disorientasi sosial bukanlah hal yang baik dan benar, namun hidup dengan mengesampingkan peri-kemanusiaan dengan menjadikan kaum LGBT seolah tidak manusia bukanlah hal yang patut dalam agama manapun. Selain itu Indonesia adalah negara hukum dan wajib menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.

Pengetahuan dan bijak dalam mengahadapi kaum ini sangat penting sehingga kita tidak ceroboh bertindak dan merendahkan penegakan HAM di Indonesia dimata dunia.

apa sih LGBT?

LGBT tidak terlepas dari hubungan seksualitas dan merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Beberapa orang mungkin masih awam dengan istilah ini, namun kaum LGBT bisa dikatakan ada hampir disetiap daerah/kota, terutama kota-kota besar di Indonesia.

Di Indonesia sendiri tentu kehidupan kaum LGBT sangat berbeda perlakuannya dibandingkan dengan negara-negara lain yang sudah mengakui keberadaan kaum ini, seperti sebut saja Maine dan Maryland (Negara Bagian AS) yang bahkan sudah menyetujui akan pengadaannya pernikahan kaum Gay di negara tersebut. Perjuangan kaum ini untuk diakui di negara seperti Indonesia, yang masih menjunjung tinggi budaya ketimuran tentu harus lebih keras lagi dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Dan kita menyadari mengangkat topik kaum LGBT sangat sensitif di Indonesia, hampir sama halnya dengan tindakan aborsi maupun pernikahan dini yang terjadi di masyarakat kita.

Beberapa masyarakat mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang atau bahkan kelompok yang bisa menjadi pelaku penyimpangan seksual, dengan kata lain menjadi seorang LGBT.
Dalam pandangan psikologi banyak faktor yang dapat menjadikan seseorang yang membuatnya menjadi penyuka sesama jenis, diantaranya adalah :

1. Faktor Keluarga
Keadaan keluarga sangat berpengaruh dalam proses kepribadian manusia. Dalam hal ini psikolog memberikan contoh, untuk homoseksual contohnya adalah adanya peran dominan Ibu atau kaum perempuan dalam keluarga. Ini berpengaruh terhadap proses pembenetukan kepribadian-mental anak, termasuk orientasi seksualnya. Adanya disfungsi antara orangtua dan anak dapat diindikasikan sebagai suatu faktor dengan adanya disorientasi seksual tersebut.

2. Peran gender yang bisa mengakibatkan kebingungan seksual
Hal ini bisa terjadi dengan disadari maupun tidak disadari, contohnya adalah orangtua yang menginginkan seorang anak laki-laki dan kenyataannya mendapatkan seorang anak perempuan. Maka mereka memperlakukan sang anak sebagai/berperan anak laki-laki, seperti pada pakaian, mainan, dsb.Sehingga hal tersebut menjadikan sang anak dalam keremajaannya menjadi penyuka sesama jenis.

3. Adanya trauma akan pengalaman yang dialami
Beberapa kaum lesbian ketika diwawancarai alasan menjadi penyuka sesama perempuan mengakui pernah mengalami kekerasan/pelecehan seksual oleh lawan jenis yang mengakibatkan mereka trauma. Selain itu, "sakit hati" dan atau gagal dalam menjalani hubungan dengan lawan jenis yang juga mengakibatkan trauma juga menjadi alasan beberapa orang yang kemudian menjadi LGBT.

Manusia pada dasarnya ingin hidup dengan normal baik secara kondisi fisik, psikis, maupun sosial dan termasuk kaum LGBT. Baiknya adalah kita berpikir dan bertindak dalam menghadapi fenomena ini dengan tidak mengabaikan atau mengucilkan mereka.

Jika mereka ingin hidup secara normal dan sehat baiklah kita sebagai remaja atau masyarakat dapat membantu mereka bukan menyalahkan atau menyudutkan mereka.

Selain itu perlu kita ketahui yakni kenyataannya adalah bahkan para psikolog banyak menemui di lapangan bahwa adanya dari kaum LGBT yang dapat menjalani hidup dengan normal dan bahagia.


:)




about blog..

jadi blog ini akan membahas semua tentang LGBT atau kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender.
semua informasi akan saya share ke blog berkaitan dengan hal tersebut, semoga bermanfaat guys.
enjoy reading..